4 Tokoh Pers Nasional kipas Preservasi Jurnalisme sebagai Pilar demokrasi di HPN 2025

  • Eka
  • Sabtu, 08 Februari 2025 - 14:19 WIB
4 Tokoh Pers Nasional kipas Preservasi Jurnalisme sebagai Pilar demokrasi di HPN 2025

PEKANBARU, RZ- Bersempena dengan Hari Pers Nasional 2025, Empat Tokoh Pers berikan pemaparan tentang bagaimana menjaga martabat organisasi bangsa dan negara di Nazir Ballroom Mutiara Merdeka Hotel, Sabtu (09/02/2025). 

Dalam Agenda Sarasehan Nasional Media Massa Preservasi Jurnalisme sebagai Pilar Demokrasi Digital ini akan memaparkan  Preservasi Jurnalisme sebagai pilar Demokrasi dan Kebangsaan dengan Moderator Joko Tetuko, Dewan Kehormatan PWI Jawa Timur. 

Dengan susunan Pembicara diantaranya: Agus Sudibyo-Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Dhimam Abror- Ketua Dewan Pakar PWI Pusat 2023-2028, Nurjaman Mochtar-Sekretaris Dewan Pakar PWI Pusat 2023-2028, serta Hilman Hidayat- Ketua PWI Jawa Barat. 

Dhimam Abror Djuraid dalam penyampaian materinya menyampaikan istilah No Viral No Justice yang diartikan : Tidak ada Viral tidak ada Keadilan. 

Lebih lanjut Dhimam mengatakan kehidupan dalam penetrasi digital membuat masyarakat dengan mudah untuk membentuk kelompok masyarakat berdasarkan kesamaan minat maupun gagasan tertentu. 

Dhimam juga mengatakan  Aktivisme sebagai  gerakan politik sedangkan preservasi adalah ruang untuk mewujudkan demokrasi.

"Dengan demikian dapat dimaknai bahwa aktivisme dan preservasi merupakan wadah untuk membuat suatu gerakan di ruang digital untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi." Ujarnya. 

Arus teknologi yang tinggi kata Dhimam telah membawa tantangan bagi kelangsungan hidup demokrasi di seluruh dunia. 

Agus sudibjo dalam pemaparannya menjelaskam tentang lingkaran digitalisasi. "Apapun yang hari ini kita jalankan, semuanya tidak bisa lepas dari lingkaran digitalisasi. "Sebutnya.

Upaya untuk menyelamatkan pers juga sebagai bagian dari upaya untuk menyelamatkan jurnalisme sebagai sebuah institusi demokrasi. 

"Sangat tidak masuk akal kalau ada media yang tidak menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten dan humanisasi." Katanya. 

Oleh karena itu, Peran negara sangat diperlukan dalam persaingan media yang sehat. "Media harus mempertahalkan keunggulan kompetitif." sebutnya. 

Teman media tidak bisa menghindari proses adapatasi adopsi teknologi. Harus mengadopsi dengan hati-hati dan penuh kebijaksanaan karena bisa membuat dilema-dilema.

Agung menggambarkan bagaimana CNN sebagai sebuah media yangmendistribusikan konten dengan menggunakan semua jenis platform media yang ada. 

"CNN mampu mengembangkan media baru yang menjadi inti dari proses distribusi konten" Paparnya.***

Laporan : Saiful



Riau Zona

BACA JUGA: